Belakangan ini, wabah virus
corona sangat berpengaruh besar terhadap negara kita. Salah satunya terhadap
perekonomian yang ada di Indonesia. Sangat menghawatirkan, ketika suatu saat negara
harus memutuskan lockdown untuk
sementara waktu. Dampak perekonomian bagi kelompok menengah ke bawah akan
sangat besar. Lalu, bagaimana dampak ekonomi akibat virus corona bagi industri-industri
di Indonesia? Berikut dikutip dari glints.com
1.
UMKM
UMKM (maxmanroe.com) |
Dampak
virus corona bagi perekonomian UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) sangat
nyata. Anjuran physical distancing yang
dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia membuat orang-orang tetap di rumah dan
tidak pergi keluar untuk melakukan aktivitas biasanya. Salah satu kegiatan yang
menghilang dari rutinitas adalah tidak berbelanja ke luar rumah melalui UMKM
yang ada. Karena inilah, UMKM kesulitan membayar biaya-biaya yang ada. Hal itu
seperti gaji dan honor pekerja, serta biaya-biaya operasional dan
nonoperasional lainnya. Hal ini berdampak buruk, karena apabila pekerja tidak
bisa menghasilkan uang, mereka terpaksa pulang kampung dan tidak punya pilihan
lain. Pasalnya, mereka tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk hidup di
tempat perantauan. Mau tidak mau, pulang ke rumah adalah hal yang harus
dilakukan untuk bertahan hidup.
2.
PARIWISATA
industri pariwisata (liputan6.com) |
Agen
perjalanan, hotel, transportasi, pemandu wisata, hingga restoran pun terkena
dampak dari virus corona ini. Tidak hanya turis lokal, anjloknya angka turis
mancanegara juga merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Pekerja juga terkena
dampaknya bagi perekonomian sektor pariwisata, dan akan memikirkan cara
menghasilkan uang dari rumah saat wabah. Hal ini terjadi karena pola yang mirip
dengan lesunya industri UMKM.
3.
MANUFAKTUR
industri-manufaktur (swa.co.id) |
Menjelang
Ramadhan, dunia manufaktur biasanya akan menggenjot industri karena naiknya
permintaan masyarakat. tetapi, karena wabah corona datang, manufaktur tidak
bisa melakukan hal itu. Dampak virus corona bagi perekonomian ini memaksa
perusahaan manufaktur untuk menurunkan produksinya. Ada karyawan harian yang
diminta untuk libur bergantian, sehingga pendapatannya berkurang setengahnya.
Apabila dirumahkan sepenuhnya, perusahaan juga harus melakukan perhitungan
pesangon. Karyawan harian juga terancam kehilangan pekerjaannya, dan berakhir pulang
kampung atau mencari pekerjaan lain. Karena proses pengolahan berkurang, impor
bahan baku juga mengalami penurunan. Selain itu, hasil akhir proses manufaktur
juga akan mengalami penurunan ekspor karena penurunan permintaan dari luar
negeri.
Daftar
Pustaka:
·
glints.com/id/lowongan/dampak-virus-corona-bagi-perekonomian
·
suara.com/yoursay
·
bbc.com/indonesia
0 komentar:
Posting Komentar